Berkaca dari Kasus LHI, Sudah Saatnya Kader PKS Berbenah Serius


Oleh : Uda Chaniago

Saya tidak akan berkomentar banyak lagi tentang materi perkara yang menimpa LHI. Sudah banyak kiranya tanggapan, pendapat dan ulasan tentang itu. Mulai dari para pakar hukum sampai pakar politik, pengamat hukum dan juga pengamat politik. Dari yang memang punya kapasitas dan kapabilitas untuk menanggapi atau cuma sekedar melepaskan sesuatu di dadanya yang terpendam sekian lama sehingga perlu penyaluran yang empuk. Dari yang mengerti persoalan sampai yang cuma mengekor tanpa argumen. Dari kader PKS yang militan sampai para “simpatisan” yang setia mengomentari apapun yang menimpa partai yang satu ini.

Dan saya pun tidak ingin mengeluarkan statement apapun karena toh perkaranya juga belum selesai dan belum ada putusan final dari pengadilan.

Dalam tulisan ini saya cuma ingin mengingatkan dan menghimbau kepada para kader PKS, khususnya yang merasa sesak dadanya dengan kasus LHI ini. Selayaknya peristiwa ini membuat kalian sadar dan berkaca di depan cermin sambil mematut dan menghitung lagi apa yang harus kalian lakukan untuk keluar dari kesesakan dada tersebut.

Pertama, kalau kalian merasa ini sebuah kezhaliman, maka inilah saatnya dan pada titik inilah kalian harus mulai berintrospkesi dan berusaha lebih keras lagi mencapai tujuan kalian menuju target membenahi negeri ini. Tak akan banyak gunanya kalian terus mengutuk dan merajuk bila ternyata kalian malah semakin kendor dalam bekerja. Karena kunci kekuatan PKS ada pada militansi kerja kalian yang tidak boleh tereduksi sama sekali oleh “kezhaliman” ini.

Kedua, bila kalian merasa ini sebuah ketidakadilan, maka segeralah bangun dan atur lagi langkah-langkah kalian, karena rakyat negeri ini tentu akan mengunggu kiprah kalian untuk merasakan bagaimana sesungguhnya keadilan itu. Kalian memang bukan satu2nya sumber keadilan, tapi boleh jadi sekarang ini tinggal kalian yang menjadi harapan negeri ini untuk mewujudkan itu.

Jangan hiraukan orang-orang yang bertepuk tangan dengan kejadian ini. Mereka memang tidak bisa berbuat apa-apa kecuali cuma bertepuk tangan itu saja. Di lubuk hatinya yang paling dalam justru saya kira mereka menyimpan “kekaguman” kepada ketegaran dan kesolidan kalian. Maka segera bangkit dan tunjukkan ketegaran dan kesolidan itu dengan tindakan yang nyata. Meratap dan merutuk hanya akan membuat mereka semakin bertepuk tangan.

Salam 3 besar.

Senin, Desember 16, 2013 | Posted in | Read More »

"Artikulasi Cinta Kerja Harmoni"


by Rusmini Bintis


Cinta adalah kerja keabadian, hadirnya menyatukan yang bercerai-berai, memautkan hati untuk saling berbagi. Dengan cinta pekerjaan yang berat menjadi ringan, merasionalkan yang tidak rasional. Siapapun yang hatinya ada cinta, ia akan siap berkorban.
Pasukan yang tidak memiliki cinta akan kalah, rumah tanpa cinta akan rapuh, akal tanpa cinta tidak mampu berfikir, mata tanpa cinta akan buta. Seluruh kata cinta menjadi palsu belaka tanpa bersandar pada pemilik cinta. Demi merebut mahkota cinta kepada Allah, seorang raja sanggup menyerahkan tahta. Tanpa cinta, taman tidak sanggup berbunga. Mencintai pemilik cinta adalah keindahan yang sempurna.
Kekuatan cinta seorang hamba pada Rabb nya sanggup mengalahkan langit yang kokoh, mengguncangkan dunia, meluluhlantakkan kemungkaran, menyemaikan kedamaian di seluruh alam. Dengan cinta, seorang hamba bertahan dalam kegelapan malam dengan linangan air mata. Dengan cinta, tentara siap mati dalam peperangan.
Kecintaan Khadijah pada Rasulullah adalah ketulusan dalam perjuangan, sehingga puncak kemuliaan dunia akhirat ia sandang. Kecintaan Abu Jahal adalah pada Latta dan Uzza, sehingga ia bangkrut. Keliru dalam menempatkan cinta adalah kehancuran, kebinasaan dan kekalahan untuk selamanya.
Para sahabat adalah orang-orang yang benar dalam menempatkan cinta, sehingga melodi hidup mereka mewangi. Karena kerja nyata yang mereka lakukan seirama dengan kehendak Tuhan, maka sejarah hidup mereka menjadi harmoni untuk dikenang menjadi seorang pejuang Islam. Hamzah adalah seorang komandan syuhada, tubuhnya tercabik–cabik karena cinta. Cinta Thalhah dan Zubair, adalah episode cinta agung yang mengalahkan cinta antara Romeo dan Juliet. Karena cinta mereka terdampar dalam perang Badar menuju surga Nya.
Pintu untuk mengikuti sejarah spektakuler seperti para sahabat masih terbuka lebar. Bermetamorfose dari seorang pecundang menjadi seorang pejuang butuh kesabaran berkepanjangan. Perlu tahapan dalam menuai kesuksesan. Berawal dari memperbaiki diri dan keluarga menjadi generasi qur’ani. Mengajak orang-orang untuk bersama membentuk masyarakat dan bangsa yang madani. Itulah bukti cinta seorang hamba.
Karena cinta pada Allah, nabi Ibrahim berpisah dari orang tuanya, nabi Nuh berpisah dari keluarganya. Begitulah cinta yang hakiki, tatkala kebenaran dan keadilan menjadi acuan dalam pergerakan. Ibarat minyak dan air, kedzaliman dan kebaikan tidak akan menyatu. Satu diantara keduanya pasti akan kalah. Jika iman seseorang kokoh, maka kebaikan akan menang, jika iman seseorang lemah maka kegelapan akan menyelimuti hidup.
Cinta adalah cahaya, dan untuk menghidupkan cinta maka seseorang harus bekerja. Kerja adalah simbol kekuatan. Kerja adalah bukti cinta. Cinta tanpa kerja tidak membuahkan hasil, kerja tanpa cinta akan sia- sia. Keduanya saling melengkapi. Dua rakaat sunnah dan tetesan air mata, itulah kerja Bilal bin Rabbah atas bukti cinta pada Rabb nya. Kerja Bilal dalam mengumandangkan azan, rela ditelentangkan dalam gurun pasir yang panas, itulah mahar surga.
Kerja menuntut pengorbanan harta, jiwa dan raga. Totalitas dalam dakwah, menuntut sinergisasi kerja-kerja nyata.  Kerja yang dilakukan harus berlandaskan kemauan yang dicintai. Itulah bukti setia, sehingga ia serasi, seirama. Korelasi antara cinta dan kerja akan menciptakan suasana yang harmoni. Sehingga kerja dakwah terasa indah, melenturkan kerja yang kaku, merubah permainan berhabaya menjadi menyenangkan.
Dengan cinta, kerja dan harmoni seorang kader dakwah menjadi figur yang kapabel dalam menjalankan amanah. Luas pandangannya atas sebuah masalah, tajam firasatnya, menghujam kalimat yang disampaikannya. Seluruh kemampuan individu akan terejawantahkan dalam karya. Karya tidak melulu dalam bentuk prestasi, lebih dari itu. Karya melingkupi ketulusan, keikhlasan dalam berkorban, memaafkan saat terjadi kesalahan.
Dengan cinta, kerja dan harmoni segala sisi kehidupan jadi indah. Dalam dunia pendidikan guru akan tulus mengajarkan ilmu dan keluhuran budi pekerti. Di rumah sakit akan tercipta pelayanan dan optimisme dalam menyembuhkan pasien. Karena ketiga unsur tersebut merupakan naluriah kemanusiaan. Cinta mewakili hati dan ruhani, kerja mewakili intelegensi dan gerak, sedangkan harmoni mewakili hasil yang akan dicapai, yaitu kesejahteraan dan keadilan.
Membawa cinta ke ranah politik akan melenturkan kerja dalam berstategi, yang pada akhirnya tercipta harmonisasi. Sepanjang kemerdekaan Indonesia, banyak kebijakan yang bersifat otoriter, doktrin, dan tekanan yang acapkali mengotori politik itu sendiri. Oleh karena itu, diawali dengan cinta maka ketegangan berubah menjadi kelembutan.
Mengapa merubah Indonesia dengan cinta? Karena banyak pemimpin negeri ini yang melupakan hakikat cinta pada rakyat. Perjuangan yang menyimpang dari ketulusan cinta, hanya akan berujung pada kemunduran bangsa. Sebaliknya, perjuangan yang dilandaskan dengan cinta atas bukti keimanan, maka akan berbuah kemenangan dan kejayaan.
Tidak ada kehebatan tanpa ujian. Manusia hebat bukan seorang yang turun dari langit, tetapi orang bumi yang melakukan kerja langit. Orang- orang hebat lahir melalui proses, karena emas yang bernilai tinggi telah lebih dulu ditempa dalam waktu yang  lama dan tidak mudah.  Orang hebat membutuhkan kosistensi dalam menemukan kebenaran dan strategi kemuliaan.
Mengangkat cinta, kerja dan harmoni menjadi tagline PKS dalam mengusung pemilu 2014 merupakan strategi kemenangan. Di dalamnya mengandung humanisme sebagai ciri pemimpin demokratis. Presiden Anis Matta terus berusaha membongkar paradigma masyarakat bahwa dengan cinta, bisa membuat politik lebih indah menggema.
Selayaknya tagline tersebut merepresentasikan ketulusan cinta seluruh kader PKS, agar seirama seperti yang tertuang dalam surat cintaNya. “Yuhibbuhum wa yuhibbuunahu”. Dia lah Allah yang mencintai mereka, dan merekapun mencintai Nya. Wallahu alam..

*penulis: @MinieBintis on twitter

Senin, April 15, 2013 | Posted in , , | Read More »

Perang Gerilya di Ranah Media ala PKS

“The strategy and tactics of guerrilla warfare tend to involve the use of a small, mobile force against a large, unwieldy one“

Vietnam vs AS -> 1-0

Vietnam sukses memberikan perlawanan kepada AS. Tidak sedikit sejarawan yang mengatakan perang vietnam adalah kemenangan bagi laskar Vietcong dan kekalahan bagi militer AS - bahkan terbesar dalam sejarah peperangan mereka. Catatan penting bagi kemenangan itu adalah pasukan Vietcong sukses menerapkan strategi perang gerilya yang mereka pelajari dari buku Fundamentals of Guerilla Warfare (Pokok-pokok Perang Gerilya), karangan Jendral AH. Nasution.
Vietnam memang tidak punya pilihan lain. Selain jumlah personil yang terbatas, minim dan sederhananya peralatan tempur membuat mereka tidak mungkin ‘head to head‘ dalam menghadapi kekuatan raksasa militer AS dan sekutu-sekutunya yang baru saja memenangkan Perang Dunia 2. Dengan memanfaatkan penguasaan atas kondisi demografi dan geografi Vietcong melakukan gerilya, membuat tentara AS seperti menghadapi pasukan hantu.
Keluar masuk hutan; menyergap di malam hari; menyamar menjadi rakyat biasa; melukai bukan membunuh (strategi 1-3, lukai 1 orang, 2 orang akan menjadi sibuk untuk mengusung). Serangan melalui kelompok-kelompok kecil terus menerus dilakukan dan terorganisir dengan rapi. Militer AS dilanda jenuh, frustasi, demoralisasi dan tidak berhasrat melanjutkan pertempuran.
Carrefour vs Indomaret -> 1-1
Sekitar 6 atau 7 tahun yang lalu, pemain-pemain bisnis retail dikejutkan dengan kehadiran Carrefour yang merampok pasar mereka dan menyebabkan kegoncangan usaha. Yuki, Macan, Makro, Hero yang terlihat sangat mapan harus gulung tikar karena customer mereka beralih ke Carrefour yang hadir menawarkan konsep bisnis retail ‘RAKSASA’. Lengkap, BESAR dan murah.
Carrefour sukses mencaplok pasar retail yang beragam. Tua, muda, kaya, menengah, Unsegmented. Berbagai cara coba dilakukan; rebranding-repositioning; tetapi pemain-pemain lama hanya bisa gigit jari, menyaksikan kasir-kasir mereka semakin sepi dan akhirnya harus ditutup. Perang ‘head to head‘ dengan Carrefour berarti mati.
Sampai kemudian hadirlah Indomaret…
Indomaret nampaknya paham betul, bahwa perang melawan Carrefour ibarat perang Vietnam. David dan Goliath. Maka menghadapi raksasa ini tidak bisa perang tanding satu lawan satu. Maka Indomaret melakukan perang gerilya. Mereka menciptakan puluhan, ratusan bahkan ribuan gerai Indomaret kecil. Ya.. kecil, 2 atau 3 ruko, disulap menjadi 1 gerai Indomaret. Tetapi ada dimana-mana. Dikendalikan dan diorganisir dengan ketat dan rapi. Hasilnya… gerai-gerai kecil Indomaret sukses mengimbangi raksasa Carrefour dan masih bertahan hingga kini. Skor masih remis.
Strategi media PKS (PKS vs …. -> .. - ..)
PKS nampaknya cukup jeli melihat situasi. Menilik 2 contoh di atas, PKS sadar; di satu sisi melawan raksasa media semacam TV One, Metro TV, MNC Group, Trans Corp + detik.com tidak mungkin ‘head to head‘ karena mereka akan kalah, di sisi lain PKS butuh media untuk memberitakan aksi-aksinya atau mengcounter berita negatif dari media lain. Apa yang dilakukan PKS?
Ya… PKS melakukan Perang Gerilya Media.
PKS punya kader-kader muda yang cukup melek teknologi karena secara usia memang mereka besar di era ini. Mereka hidupkan media-media online atas nama PKS baik itu level Pusat, Wilayah sampai Kecamatan. Yang paling dikenal adalah pkspiyungan.org, pks.or.id, pkssumut.or.id, dan ratusan situs-situs PKS lainnya. Belum lagi media-media islam yang terlihat pro PKS seperti dakwatuna.com, islamedia.web.id, dan masih banyak situs-situs bertema umum yang punya pengunjung/pembaca cukup banyak. Seperti piyungan.org yang menampilkan jumlah viewernya yang mencapai 18jt dan terus bergerak setiap hari.
Serbuan situs-situs kecil ini ibarat serbuan Vietcong kepada tentara AS atau Indomaret kepada Carrefour. Banyak tapi kecil-kecil, membingungkan, cukup survival.
Belum lagi sebagaimana dikatakan Fahri Hamzah di acara Mata Najwa (Metro TV, 10/04/2013), sebanyak 500ribu kader PKS di minta buat akun di sosial media, baik itu facebook maupun twitter. Sehingga penyebaran informasi bisa sangat massif. Pidato Presiden PKS Anis Matta di Medan, misalnya langsung diposting di tiap-tiap situs PKS, lalu disebar oleh akun-akun kader mereka. Jika 10% saja dari kader PKS punya friend atau follower sebanyak 4000, maka akan ada potensi penyebaran informasi ke 200jt akun. Tidak ada media besar yang bisa diandalkan PKS, tetapi dengan metode guerilla warfare atau ‘keroyokan’ begini, PKS cukup sukses melakukan penyebaran informasi atau counter opini atas media-media besar.
Contoh ketika Tempo memberitakan dugaan korupsi Aher terhadap dana Bank Jabar, tim sosial media PKS rame-rame memberitakan puluhan prestasi Aher. Contoh lain ketika ada isu LHI mengirim SMS dari penjara, kader PKS dengan cepat melakukan klarifikasi melalui twitter, diberitakan oleh situs-situs online PKS dan disebar oleh seluruh kader.
Memang, belum ada riset resmi untuk mengkaji hal ini. Tetapi paling tidak, para kader dan simpatisan PKS cukup well informed terkait dengan perkembangan PKS dengan hanya mengandalkan situs-situs di bawah kendali mereka. Dan selanjutnya mereka melakukan sosialisasi kepada masyarakat atas isu-isu yang berkembang.
Ini agak sulit ditiru oleh Partai lain. Selain karena basis dukungan bukan melalui kader, partai lain umumnya di dominasi oleh kader yang tidak lagi muda. Dan sudah tidak terlalu menikmati riuhnya dunia sosial media.
Lalu akan menjadi berapakah skornya dalam pertempuran ini?

Well, mari kita nantikan.


Razas MS
@razasms on twitter

*http://politik.kompasiana.com/2013/04/11/perang-gerilya-di-ranah-media-ala-pks-545255.html

Senin, April 15, 2013 | Posted in , , | Read More »

Blog Archive

Labels